Tampilkan postingan dengan label Penulisan Naskah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penulisan Naskah. Tampilkan semua postingan

PENULISAN NASKAH PROGRAM VIDEO

A. PENGANTAR

Kegiatan awal yang perlu kita lakukan dalam pengembangan program video adalah penulisan naskah (lazim disebut skenario). Menulis naskah program video berbeda dengan menulis naskah novel, essay, dan buku/karya ilmiah yang lebih menekankan pada pola berpikir literer, sedangkan menulis naskah program video lebih berpikir operasional untuk mewujudkan visualisasi ide. Atas dasar ini penulis naskah program video dituntut kreatif dalam menerjemahkan konsep-konsep yang abstrak dan konkrit menjadi bentuk visual sesuai dengan karakteristik media video. Program video yang kita buat hendaknya menarik dan sesuai kebutuhan khalayak/pemirsa sehingga program tersebut akan diikuti dengan baik oleh khalayak selama ditayangkan. clip_image001

B. PERISTILAHAN UMUM PENULISAN NASKAH

Seorang penulis naskah program video sebelum mekakukan penulisan naskah perlu memiliki pengetahuan tata peristilahan yang umum yang digunakan dalam pertelevisian/video sehingga tidak akan menimbulkan salah tafsir diantara kerabat produksi dalam memproduksi program video tersebut. Tata peristilahan yang umum digunakan dalam penulisan naskah video menurut I Wayan Inten dan Mumung Bastaman (1988: 8) dapat dikategorikan menjadi empat macam yaitu:

  1. Pengambilan gambar:

a. Shot: munculnya gambar pada monitor dari menekan start kamera sampai stop.

- Two shot (2 S) muncul gambar dua gambar dimonitor

- Three shot (3 S) muncul gambar 3 orang dimonitor

- Group shot: muncul gambar sekelompok orang dimonitor

    1. Very Close Up (VCU) atau Extreme Close Up (ECU): memperlihatkan gambar secara detail.
    2. Big Close Up (BCU) atau Big Close Shot (BCS): memperlihatkan wajah dari dahi sampai dagu.
    3. Close Up (CU) atau Close Shot (CS): memperlihatkan seluruh wajah atau bagian suatu benda.
    4. Medium Close Up MCU) atau Medium Close Shot disebut juga Chest atau bust shot: memperlihatkan dari kepala sampai dada.
    5. Medium Shot (MS) pengambilan gambar dari kepala sampai pinggang.
    6. Medium Long Shot (MLS) disebut juga knee shot: menampakkan kepala sampai lutut.
    7. Long Shot (LS) menampakkan seluruh tubuh/badan manusia.
    8. Over Shoulder Shot (OSS) pengambilan dua orang yang berhadap-hadapan dari atas bahu, dipergunakan bila sedang bercakap-cakap.
  1. Penggunaan kamera (misalnya Panning (PAN): gerakan kamera menoleh ke kanan atau ke kiri; Tilting (TILT); gerakan kamera ke atas atau ke bawah; Zoom (Zoom in atau Zoom out): gerakan kamera yang menghasilkan gambar seolah-olah mendekat atau menjauh), dll.
  2. Peristilahan yang berkaitan dengan tata suara, misalnya:

a. Fade in: musik/suara perlahan-lahan diperdengarkan makin lama makin mengeras.

b. Fade out: musik/suara diperlemah sampai akhirnya tidak terdengar lagi.

c. Music under: musik yang lemah tetapi masih terdengar mengiringi suara lainnya

d. Sound Effects (FX): suara selain suara manusia.

  1. Peristilahan yang berkenaan dengan transisi gambar, misalnya:

a. Cut: pergantian dari satu shot ke shot berikutnya dengan memotong gambar terdahulu langsung dengan gambar berikutnya secara tiba-tiba.

b. Dissolve: perpindahan gambar ke gambar berikutnya dengan menghilangkan gambar terdahulu secara perlahan-lahan, dan bersamaan dengan itu dimunculkan gambar berikutnya yang kelihatan semakin jelas.

c. Super impose (S/I): bila dua atau lebih gambar atau caption saling bertindihan. Misal gambar pembawa acara dengan tulidsan orang tersebut.

C. FORMAT PROGRAM VIDEO

Ada beberapa bentuk format program video yang dapat kita kembangkan seperti:

  1. Dokumenter: program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esesnsial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata.
  2. Drama: merupakan sebuah ceritera/kisah yang dramatis dalam arti menampilkan reaksi orang-orang apabila dihadapkan kepada suatu konflik. Konflik dapat terjadi antara orang dengan orang; seorang dengan banyak orang; dua pendapat yang berbeda, dan seorang dengan kata hatinya sendiri.
  3. Formal: penyajian yang dilakukan presenter dengan diselingi visualisasi yang mendukung.
  4. Majalah: Program ini mirip dengan feature, hanya saja pada majalah tidak hanya membahas satu pokok permasalahan tetapi membahas satu bidang kehidupan.
  5. Feature: suatu program yang mengkaji suatu tema/pokok bahasan melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi, menyoroti, mengurai, dan disajikan dengan berbagai format, seperti wawancara, sandiwara, dll.
  6. Quiz: merupakan semacam permainan yang biasanya bersifat kompetisi. Ini berguna sekali untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, melalui cara yang menyenangkan. Bentuk program ini sangat baik untuk mendalami materi yang telah dipelajari.

D. LANGKAH PENULISAN NASKAH

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis naskah program video yaitu penemuan ide, menulis sinopsis, menulis treatment, menulis skenario.

1. Penemuan ide

Program video baik instruksional maupun non instruksional selalu diawali dengan suatu ide atau gagasan. Gagasan ini muncul oleh karena adanya suatu kebutuhan yang perlu dipecahkan, akan tetapi terkadang juga karena adanya pesanan/instruksi dari pihak tertentu.

Setelah ide tersebut muncul dan ditetapkan idealnya dilakukan riset. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai pendukung dalam menulis naskah. Riset tersebut dapat dilakukan dengan cara wawancara, konsultasi dengan pakar, studi literatur, observasi, pengalaman langsung.

Setelah ide ditetapkan dan riset dilalukan, maka perlu dibuat identifikasi program yang meliputi mata kuliah, pokok bahasan/judul program, sasaran/audience, durasi, Tujuan Perkuliahan (umum & Khusus), pokok-pokok materi perkuliahan, penulis naskah, pengkaji materi, pengkaji media, pemain, lokasi, property.

2. Menulis Sinopsis

Sinopsis atau ringkasan dari keseluruhan isi program. Sinopsis biasanya ditulis dalam bentuk uraian yang tidak mengandung dialog. Sinopsis sudah menggambarkan alur penyajian dari pendahuluan sampai penyelesaian/kesimpulan.

3. Menulis Treatment

Treatmen pada dasarnya merupakan urutan isi/materi program yang akan disajikan episode demi episode secara ringkas. Bahasa yang dipakai dalam treatment sudah merupakan bahasa visual sehingga orang yang membacanya akan dapat merasakan alur sajian seperti kita lihat pada monitor/layar.

4. Menulis Skenario

Skenario pada hakekatnya merupakan naskah lengkap. Suatu naskah lengkap meliputi: shooting script, story board, script breakdown, shooting schedule.

a. Shooting Script: naskah video/film dimana dituliskan uraian lengkap setiap adegan (shot), babak (scene), jenis musik, efek suara (sound effects) hubungan antara gambar dan suara, sudut pengambilan kamera, jenis shot, lokasi/ruang, property, sumber visual dan pemain.

Secara garis besar format penulisan shooting script terdiri dari 2 kolom yaitu kolom sebelah kiri (visual) dan kanan (sound). Kolom sebelah kiri dimaksudkan untuk menuangkan ide yang berupa visual/gambar seperti sumber visual, pemain, sudut pengambilan kamera, lokasi, property, sedangkan kolom sebelah kanan untuk menuangkan ide yang berupa suara seperti musik, efek suara dan narasi baik uraian maupun dialog.

b. Story board yaitu deretan gambar atau sketsa dari shooting script untuk melukiskan adegan-adegan utama dari suatu ceritera film/ program video yang akan diproduksi. Gambar atau sketsa tersebut biasanya dibuat pada kartu ukuran 8 x 12 cm dan ditempel pada planning board. Tujuan pembuatan story board diantaranya untuk melihat apakah kontinuitas alur ceritera sudah baik, kesesuaian dengan alur ceritera, ketepatan moment pengambilan gambar.

c. Script breakdown merupakan bagian dari shooting script dimana setiap adegan dikelompokkan berdasarkan lokasi, kostum, pemain/aktor, properti, dan peralatan shooting yang diperlukan.

d. Shooting schedule atau jadwal shooting berisi pengaturan waktu shooting/pengambilan gambar dari masing-masing adegan.

DAFTAR PUSTAKA

Fred Wibowo. ((1997). Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Gramedia.

I Wayan Inten dan Mumung Bastaman (1988). Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Program Video. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan Depdikbud.

Sunaryo Soenarto. (1997). Teknik Penulisan Naskah Program Video Instruksional. Jogjakarta: UPSB IKIP Jogjakarta.

Wahyudi. (1986). Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni.

Contoh: Lembar Identifikasi

IDENTIFIKASI PROGRAM VIDEO

1. Mata Kuliah : _______________________________

2. Topik Pokok Bahasan : _______________________________

3. Judul Program : _______________________________

4. Tujuan Perkuliahan

Tujuan Umum : _______________________________

Tujuan Khusus : _______________________________

5. Sasaran/audience : _______________________________

6. Format Program : _______________________________

7. Durasi : _______________________________

8. Penulis Naskah : _______________________________

9. Pengkaji Materi : _______________________________

10. Pengkaji Media : _______________________________

11. Pokok-Pokok Materi : _______________________________

_______________________________

Contoh Sinopsis

PROSES PRODUKSI PROGRAM KASET AUDIO

Program kaset audio merupakan salah satu bentuk media yang dapat digunakan dalam pembelajaran baik persekolahan maupun luar sekolah. Untuk memproduksi program kaset audio ini secara garis besar meliputi tiga tahap:

Tahap pertama yaitu persiapan yang meliputi penulisan naskah, latihan baik latihan di luar studio maupun di dalam studio.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan produksi yaitu melakukan rekaman di studio.

Tahap ketiga yaitu pasca produksi. Tahap ini intinya melakukan evaluasi terhadap proses dan produk program kaset audio.

Demikian gambaran mengenai proses produksi program kaset audio.

Contoh Treatment

TREATMENT

Scene I

1. PEMBUKAAN: MISIK PEMBUKA

2. PEMBUKAAN PROGRAM

- SUASANA PERKULIAHAN DENGAN MEDIA KASET AUDIO

- CAPTION PENGANTAR PROGRAM

- JUDUL PROGRAM

Scene II

3. SUASANA KUNJUNGAN MAHASISWA KE RRI YOGYAKARTA (MELIPUTI KUNJUNGAN STUDIO, PERKENALAN ALAT, PENJELASAN FUNGSI ALAT, LATIHAN KERING)

Scene III

4. SUASANA DI KAMPUS (MELIPUTI KEGIATAN ANALISIS GBIPM, MENULIS NASKAH, REVIEW NASKAH, LATIHAN BASAH)

Scene IV

5. SUASANA DI STUDIO (MULAI DARI REWKAMAN SAMPAI PENGGUNAAN KASET

Scene VI

7. PENUTUP PROGRAM: MUSIC PENUTUP PROGRAM

8. KERABAT KERJA DAN COPY RIGHT

Format Shooting Script

No

Visual

Audio

Durasi

1

Color bar

Fade in

Fade in: Musik Pembukaan

5”

2

CAPTION/CU

EVY STUDIO

PRODUCTION

CUT

Musik

4”

3

LS

a.Tayangan situasi kampus FIK

b.Tayangan Perkuliahan dengan media

c.Tayangan proses rekaman

CUT

Musik

6”

4

CAPTION/CU

Logo FIK UNY

“Mempersembahkan”

Dissolve

Musik

3”

5

CAPTION JUDUL/CU

PROSEDUR PRODUKSI MEDIA KASET AUDIO

CUT

Fade Down: Musiik Pembukaan

5”

6

LS

Suasana perkuliahan dengan menggunakan media kaset audio. Dosen memutar kaset kemudian bersama mahasiswa mendengarkan kaset tersebut.

ZOOM IN ke MS pelan-pelan ke arah dosen kemudian PAN ke arah mahasiswa

LS

Dosen dan mahasiswa meninggalkan ruang kuliah.

CUT

 

10”

7

dst

     

Penulisan Naskah Film dan Video

Penulisan naskah secara teoritis merupakan komponen dari pengembangan media atau secara lebih praktis merupakan bagian dari serangkaian kegiatan produksi media melalui tahap-tahap perencanaan dan desain pengembangan, serta evaluasi.

Seperti halnya penulisan pada umumnya, penulisan untuk naskah film maupun video ini juga dimulai dengan identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan instruksional, topik maupun gagasan ini dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan instruksional atau pembelajaran. Konsep gagasan, topik, maupun tujuan yang khusus ini kemudian dikembangkan menjadi naskah dan diproduksi menjadi program film atau video.

Dalam praktek, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan menjadi program film atau video ini secara bertahap dilakukan melalui pembuatan sinopsis, treatment, storyboard atau perangkat gambar ceritera, skrip atau naskah program dan skenario atau naskah produksi. Naskah merupakan persyaratan yang harus ada untuk suatu program yang terkontrol isi dan bentuk sajiannya (bandingkan dengan program 'live' yang diambil begitu saja apa adanya meskipun dapat direka rambu-rambu pengendaliannya).

Bagi pembuat film dokumenter tentang alam atau kehidupan binatang seperti yang sering kita lihat pada Discovery Chanel, perencanaan produksi berupa naskah terkadang tidak perlu dibuat dari awal, namun sering terjadi naskah dibuat setelah stock shoot diperoleh. Tidak demikian halnya untuk pembuatan program video pembelajaran dan program film pada khususnya.

Dalam pembuatan film dan video pembelajaran posisi naskah sangat diperlukan seperti pentingnya perencanaan mengajar (baca : satpel) dalam kegiatan KBM. Artinya film pendidikan mengandung misi pendidikan dan pembelajaran yang harus diukur tingkat keberhasilannya, oleh sebab itu naskah mutlak diperlukan, disamping tahapan-tahapan lain dalam keseluruhan kegiatan produksi video

Secara garis besar, terdapat tiga kegiatan utama dalam memproduksi program video yaitu tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi adalah kegiatan-kegiatan awal sebelum kegiatan inti berupa pengambilan gambar dimulai. Meski demikian kegiatan pra produksi cukup penting untuk dilakukan, sebab produk dari kegiatan pra produksi ini akan menghasilkan naskah yang siap di produksi sebagai pedoman untuk semua pihak, yaitu pemain, sutradara, editor, kameramen, pencatat adegan produser dan kru lainnya yang terlibat dalam pembuatan film.

clip_image006clip_image008

Gambar Tahap Kegiatan Produksi

Dalam Pra produksi, sebelum kegiatan penulisan naskah, dilakukan terlebih dulu identifikasi program. Identifikasi program juga merupakan kelanjutan dari beberapa analisa yang dilakukan terhadap kegiatan produksi video yaitu : identifikasi kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan dll. Isi dari Identifikasi program meliputi :

  1. Judul Program: berisi tentang judul/tema program yang dirumuskan dengan kalimat yang singkat, padat, menarik.
  2. Tujuan / Kompetensi : Dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan  ini perlu dituliskan tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah mengikuti program ini..
  3. Pokok Bahasan : Penulisan pokok bahasan dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran (instructional video/film) yang secara langsung mengacu pada kurikulum yang sudah ada. Jika video yang dibuat adalah film pendidikan, penulisan pokok bahasan dapat dituliskan atau tidak.
  4. Sub Pokok Bahasan :Penulisan sub pokok bahasan ini juga dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran (instructional video/film) yang secara langsung mengacu pada kurikulum yang sudah ada,.
  5. Sasaran : sasaran adalah “Target Audience” yang menjadi sasaran utama program ini. Dalam penulisannya mesti dituliskan secara jelas untuk siapa, misalnya untuk siswa SLTP, atau untuk Siswa Sekolah Dasar atau untuk umum.
  6. Tujuan Khusus/Indikator : Apabila program video yang dibuat diambil dari kurikulum maka tujuan atau indikator yang diharapkan perlu dituliskan secara jelas.

Dalam tulisan ini tidak akan diuraikan secara lengkap tahap produksi dan pasca produksi, tetapi lebih terfokus pada kegiatan pra-produksi.

Secara terminologi istilah naskah sama artinya dengan skript dan skenario sama dengan shooting skript.

Forum Multimedia Edukasi www.formulasi.or.id
Forum Multimedia Edukasi www.formulasi.or.id

Kategori