Sejarah Monitor Video | mahanani

Sejarah Monitor Video

Baca Juga :

Paparan komputer peribadi yang terawal merupakan Monitor monokrom yang digunakan untuk pemproses kata dan sistem komputer berdasarkan teks pada dekade 1970-an. Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan sistem paparan Penyesuai Grafik Warna (CGA). Sistem paparan ini berupaya memberikan empat warna, dan mempunyai peleraian maksimum 320 piksels datar dan 200 piksel tegak. Walaupun CGA mencukupi untuk kegunaan permainan komputer yang mudah seperti permainan solitaire dan permainan dam, ia tidak mencukupi untuk pemprosesan kata, penerbitan atas meja ataupun penggunaan grafik yang canggih.

Pada tahun 1984, IBM memperkenalkan sistem paparan Penyesuai Grafik Tertingkat (EGA) yang dapat memberikan sehingga 16 warna yang berlainan dan peleraian sehingga 640 x 350. Ini memperbaiki kelihatannya berbanding paparan yang lebih awal, dan memungkinan pembacaan teks dengan mudah. Bagaimanapun, EGA tidak memberikan peleraian imej yang mencukupi untuk kegunaan-kegunaan tahap tinggi seperti reka bentuk grafik dan penerbitan atas meja. Mod ini kini sudah usang, walaupun ia kekadang masih boleh didapati di pemprosesan lama dan komputer peribadi di rumah kediaman.

Pada tahun 1987, IBM memperkenalkan sistem paparan Tatasusunan Grafik Video (VGA). Kini, ini telah merupakan piawai minimum yang dapat diterima untuk komputer peribadi. Peleraian maksimum tergantung kepada bilangan warna yang dipaparkan. Pengguna boleh memilih antara enam belas warna pada 640 x 480, ataupun 256 warna pada 320 x 200.

Pada tahun 1990, IBM memperkenalkan sistem paparan Tatasusunan Grafik Terluas (XGA) sebagai waris untuk paparan 8514/A. Versi yang berikut, iaitu XGS-2, memberikan peleraian 800 x 600 piksel dalam warna yang benar (16 juta warna) dan peleraian 1024 x 768 dalam 65,536 warna. Kedua-dua tahap peleraian imej ini mungkin merupakan jenis yang terpopular di kalangan individu dan perniagaan kecil pada hari ini.

Persatuan Piawai-Piawai Elektronik Video (VESA) telah mengasaskan antara muka pengaturcaraan piawai untuk paparan Tatasusunan Grafik Video Super (SVGA) yang digelarkan Sambungan BIOS VESA ("VESA BIOS Extension"). Lazimnya, paparan SVGA dapat mendukung palet sehingga 16 juta warna, tergantung kepada jumlah ingatan video yang tersedia dalam sesuatu komputer yang akan menghadkan bilangan warna yang dapat dipaparkan. Spesifikasi peleraian imej berbeza-beza. Pada umumnya, lebih besar skrin Monitor SVGA, lebih banyak piksel dapat dipaparkan secara datar dan tegak.

Tahap perkembangan monitor computer yang digunakan saat ini sebenarnya terbagi dua fase. Fase pertama pada tahun 1855 ditandai dengan penemuan tabung sinar katoda oleh ilmuwan dari Jerman, Heinrich Geißler. Ia merupakan bapak dari monitor tabung. Lalu, 33 tahun kemudian, ahli kimia asal Austria, Friedrich Reinitzer, meletakkan dasar pengembangan teknologi LCD dengan menemukan kristal cairan. Teknologi tabung sejak awalnya memang dikembangkan untuk merealisasikan monitor. Namun, Kristal cairan masih menjadi fenomena kimiawi selama 80 tahun berikutnya. Saat itu, tampilan atau frame rate pun belum terpikirkan.

Selama ini, banyak yang menganggap bahwa Karl Ferdinand Braun sebagai penemu tabung sinar katoda. Sebenarnya, ia merupakan pembuat aplikasi pertama untuk tabung, yaitu osiloskop pada tahun 1897. Perangkat inilah yang menjadi basis pengembangan perangkat lain, seperti televisi atau layar radar. Pada tahun yang sama, Joseph John Thomson menemukan elektron, yang mempercepat pengembangan teknik tabung.

Monitor CRT pertama (Cathode Ray Tube) dikembangkan untuk menerima siaran televisi. Milestone-nya adalah tabung televise pertama dari Wladimir Kosma Zworykin(1929), full electronic frame rate dari Manfred von Ardenne (1930), dan pengembangan tabung sinar katoda pertama yang dapat direproduksi oleh Allen B. Du Mont (1931).

Pada generasi awal komputer, belum menggunakan monitor khusus seperti sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung dengan TV keluarga sebagai layar penampil dari pengolahan data yang dilakukannya. Yang cukup menjadi masalah adalah bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar.

Monitor khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya memiliki resolusi 80 X 25 dengan kemampuan warna “green monochrome”. Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil yang lebih terang, jelas dan lebih stabil.

Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki 720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna antara 2 sampai 16 warna. Monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer Windows.

Semua jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64 warna tergantung standard grafik yang dimiliki.

Selanjutnya dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan grafis dari sebuah Personal Computer menjadi nyata. VGA dan generasi-generasi yang berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard analog video dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan continuous voltage dan continuous range pada pewarnaan. Secara prinsip analog monitor memungkinkan penggunaan full color dengan intensitas yang tinggi.

Generasi monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.

Dengan perkembangannya yang sangat pesat, saat ini terdapat empt jenis teknologi monitor. Keempat golongan teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube), Liquid Crystal Display (LCD), Plasma gas dan OLED (organic Lighting Emitter Diode).

A. CRT

Pada tahun 1897 Karl Ferdinand Braun, seorang ilmuwan Jerman yang membuat televisi (TV) tabung (cathode ray tube/CRT). clip_image001

Sebuah monitor CRT mengandung jutaan kecil merah, hijau, dan biru fosfor titik-titik yang bercahaya ketika diserang oleh suatu berkas elektron yang bergerak di layar untuk membuat gambar yang jelas. Gambar di bawah menunjukkan bagaimana ini bekerja di dalam sebuah CRT.

clip_image003

Dalam tabung sinar katoda, yang "katoda" adalah filamen dipanaskan. Filamen yang dipanaskan dalam menciptakan ruang hampa di dalam sebuah gelas "tabung." The "sinar" adalah sebuah aliran elektron yang dihasilkan oleh senapan elektron yang secara alamiah tuangkan dari katoda yang dipanaskan ke dalam vakum. Elektron negatif. Anoda adalah positif, sehingga menarik elektron mengalir dari katoda. Layar ini dilapisi dengan fosfor, bahan organik yang terpancar ketika dikejutkan oleh berkas elektron.

Ada tiga cara untuk menyaring berkas elektron untuk mendapatkan gambar yang benar pada layar monitor: bayangan masker, aperture grill dan slot masker. Teknologi ini juga berpengaruh ketajaman layar monitor. Mari kita lihat lebih dekat sekarang ini....

Prinsip kerja monitor konvensional, monitor CRT (Cathode Ray Tube), sama dengan prinsip kerja televisi yang berbasis CRT. Elektron ditembakkan dari belakang tabung gambar menuju bagian dalam tabung yang dilapis elemen yang terbuat dari bagian yang memiliki kemampuan untuk memendarkan cahaya. Sinar elektron tersebut melewati serangkaian magnet kuat yang membelok-belokkan sinar menuju bagian-bagian tertentu dari tabung bagian dalam.

Begitu sinar tersebut sampai ke bagian kaca tabung TV atau monitor, dia akan menyinari lapisan berpendar, menyebabkan tempat-tempat tertentu untuk berpendar secara temporer.

Setiap tempat tertentu mewakili pixel tertentu. Dengan mengontrol tegangan dari sinar tersebut, terciptalah teknologi yang mampu mengatur pixel-pixel tersebut untuk berpendar dengan intensitas cahaya tertentu. Dari pixel-pixel tersebut, dapat dibentuklah gambar.

Teorinya, untuk membentuk sebuah gambar, sinar tadi menyapu sebuah garis horizontal dari kiri ke kanan, menyebabkan pixel-pixel tadi berpendar dengan intensitas cahaya sesuai dengan tegangan yang telah diatur. Proses tersebut terjadi pada semua garis horizontal yang ada pada pixel layar, dan ketika telah sampai ujung, sinar tersebut akan mati sementara untuk mengulang proses yang sama untuk menghasilkan gambar yang berbeda. Makanya Belia dapat nonton objek yang seolah-olah bergerak di layar televisi atawa monitor.

Pada masa awal-awal kelahira nteknologi televisi, para ilmuwan yang merancang televisi dan tabung gambar menemui hambatan teknis. Seperti yang Belia tahu, TV zaman baheula belumlah sekeren dan secanggih sekarang, eh maksudnya belum mampu menampilkan detail gambar seperti sekarang.

Dulu, lapisan yang berpendar dalam tabung gambar kualitasnya nggak sebaik sekarang. Jadi kualitas pixel yang dihasilkan juga tidak seoptimal sekarang. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang membutuhkan kualitas TV dan monitor tabung yang lebih baik, untungnya kualitas lapisan berpendar dalam tabung monitor telah lebih baik.

Hasilnya diperoleh tabung gambar yang mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi. Wajar aja, soalnya komputer banyak berurusan dengan text, dan itu membutuhkan detil gambar yang tinggi.

Sayangnya, teknologi monitor dengan tabung CRT ini ditengarai memiliki banyak pengaruh buruk bagi kesehatan penggunanya. Sejumlah riset mengindikasikan bahwa ekspos berlebihan monitor pada mata dapat menyebabkan penurunan kualitas penglihatan. Hal ini disebabkan oleh radiasi sinar elektron pada tabung gambar monitor atau televisi tabung.

a. Kelebihan Monitor CRT

Ø Harganya lebih murah dibandingkan monitor LCD

Ø Kualitas gambar yang lebih tajam dan cerah dibandingkan monitor LCD

Ø Mampu menghasilkan resolusi gambar yang lebih tinggi dibandingkan dengan monitor LCD

Ø Memiliki sudut viewable lebih baik dibandingkan monitor LCD

b. Kekurangan Monitor CRT

Ø Menimbulkan efek radiasi yang bisa mengganggu kesehatan.

Ø Dimensinya menyita ruangan yang cukup besar. Apalagi bila ukurannya makin besar

Ø Menimbulkan efek kedip (flicker) yang mengganggu mata

Ø Butuh konsumsi listrik yang lebih tinggi dibandingkan LCD

Ø Sinyal gambar analog

Ø Area layarnya tidak optimum karena harus dialokaskan untuk bezel/frame

Ø Bentuknya kurang sedap dilihat dibandingkan dengan monitor LCD.

B. LCD

clip_image005Teknologi LCD sebetulnya bukan barang baru. LCD pertama kali diujicoba di laboratorium perusahaan elektronik RCA di Amerika Serikat, oleh George Heilmeier pada tahun 1968. Dia mengujicoba LCD berbasis dynamic scattering mode (DSM). Setahun kemudian, perusahaan milik Heilmeier yakni Optel lantas memproduksi LCD.

LCD biasa digunakan untuk men-display audio visual. LCD ini melakukan kontrol elektrik pada cahaya dengan mempolarisasi kristal cair yang ada pada sel-sel media yang mengaplikasikan LCD itu. Polarisasi tersebut dilakukan setelah ada kontak elektrik pada cairan-cairan yang ada pada sel-sel di TV.

LCD sekarang ini diaplikasikan tidak hanya di TV tetapi juga di beberapa peranti misalnya, ponsel dan kamera digital. Pengaplikasian LCD itu dengan melakukan mode reflektif dan transmissive. Metode reflektif itu biasanya yang biasa ada pada arloji dan kalkulator, display LCD pada barang-barang ini tidak membutuhkan daya konsumsi energi tinggi sehingga tidak memboroskan baterai. Sementara yang menggunakan transmissive butuh daya banyak, contoh dari pengaplikasian ini adalah pada telepon seluler (ponsel).

Dalam layar LCD, warna terbagi dalam tiga warna utama yakni dalam filter merah, hijau dan biru. Pendeskripsian warna berikutnya tergantung pada pembacaan alat pen-display LCD itu dengan brightnesses yang dipunyainya. Komponen warna, berikutnya akan diatur dalam cara yang berbeda tergantung jumlah pixelnya. Karenanya terkadang kita dihadapkan pada resolusi pixel misalnya 640 x 480 dan sebagainya. Semakin besar resolusi pixelnya, semakin kaya warna.

Pada dasarnya prinsip kerja LCD adalah dengan memancarkan sinar yang terang ke panel 3 LCD. Panel LCD inilah yang kemudian menampilkan gambar/image bergerak dan memproyeksikan gambar melalui lensa pembesar ke kaca yang dapat merefleksikan gambar tersebut di layar televisi.

Sistem tiga LCD juga memiliki kemampuan mengolah gambar yang lebih baik, sehingga menghasilkan gambar yang lebih baik pula. Sinyal-sinyal gambar/image yang ditangkap LCD, dengan kaca diacroic pilahkan citra atau gambar warna merah, biru hijau (RGB). Warna yang terpisah ini kemudian disatukan kembali oleh prisma dan kemudian dipantulkan ke kaca untuk selanjutnya bisa dinikmati di layar televisi.

clip_image006

Untuk resolusi warna media yang lebih besar, seperti untuk monitor komputer dan televisi, sistem yang digunakan adalah active-matrix LCD. Pada bidang ini, panel LCD disamping mempolarisasikan kristal cair juga matrix dari thin film transistor (TFT). Sistem ini akan menghasilkan gambar lebih tajam dan terang. Panel LCD pada TV ini biasanya memiliki transistor defective yang bisa memberikan efek gelap dan terang pada pixel.

Nematic liquid crystal

Jenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah tipe nematic (molekulnya memiliki pola tertentu dengan arah tertentu). Tipe yang paling sederhana adalah twisted nematic (TN) yang memiliki struktur molekul yang terpilin secara alamiah (dikembangkan pada tahun 1967). Struktur TN terpilin secara alamiah 90. Struktur TN ini dapat dilepas pilinannya (untwist) dengan menggunakan arus listrik.

Pada gambar 2, kristal cair TN (D) diletakkan di antara dua elektroda (C dan E) yang dibungkus lagi (seperti sandwich) dengan dua panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya dilumuri lapisan tipis polarizing film. Lapisan A merupakan cermin yang dapat memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan sandwich LCD. Kedua elektroda dihubungkan dengan baterai sebagai sumber arus. Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90 dari panel F.

Begini cara kerja sandwich ajaib ini. Cahaya masuk melewati panel F sehingga terpolarisasi. Saat tidak ada arus listrik, cahaya lewat begitu saja menembus semua lapisan, mengikuti arah pilinan molekul- molekul TN (90), sampai memantul di cermin A dan keluar kembali. Akan tetapi, ketika elektroda C dan E (elektroda kecil berbentuk segi empat yang dipasang di lapisan gelas) mendapatkan arus, kristal cair D yang sangat sensitif terhadap arus listrik tidak lagi terpilin sehingga cahaya terus menuju panel B dengan polarisasi sesuai panel F. Panel B yang memiliki polarisasi yang berbeda 90 dari panel F menghalangi cahaya untuk menembus terus. Dikarenakan cahaya tidak dapat lewat, pada layar terlihat bayangan gelap berbentuk segi empat kecil yang ukurannya sama dengan elektroda E (berarti pada bagian tersebut cahaya tidak dipantulkan oleh cermin A).

Sifat unik yang dapat langsung bereaksi dengan adanya arus listrik ini dimanfaatkan sebagai alat ON/OFF LCD. Namun, sistem ini masih membutuhkan sumber cahaya dari luar. Komputer dan laptop biasanya dilengkapi dengan lampu fluorescent yang diletakkan di atas, samping, dan belakang sandwich LCD supaya dapat menyebarkan cahaya (backlight) sehingga merata dan menghasilkan tampilan yang seragam di seluruh bagian layar.

Mudah bukan? Akan tetapi, tunggu dulu, perancangan dan pembuatan LCD tidak semudah konsepnya. Masalah pertama disebabkan oleh tidak ada satu pun senyawa TN yang sudah ditemukan yang dapat memberikan karakteristik paling ideal. Wah, ini berarti kristal cair yang digunakan harus merupakan campuran berbagai senyawa TN. Untuk mencampur senyawa-senyawa ini, diperlukan percobaan untuk menentukan formulasi terbaik, dan hal ini bukan hal mudah. Kadang-kadang dibutuhkan sampai 20 macam senyawa TN untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan. Bayangkan, mencampur dua macam senyawa saja sudah sangat sulit karena karakteristik masing-masing (misalnya rentang suhu) saling memengaruhi. Belum lagi penentuan titik leleh campuran yang terbentuk. Selain itu, kristal cair TN yang terpilin sebesar 90 membutuhkan beda potensial sebesar 100 persen untuk mencapai posisi untwist (posisi ON). Wow!!! Besar sekali! Dan, sangat tidak efisien! Lalu, bagaimana jalan keluarnya?

Super-twisted nematic dan thin-film transistor

Pada tahun 1980, Colin Waters (Inggris) memberikan solusi bagi masalah ini. Ia bersama Peter Raynes menemukan bahwa semakin besar derajat pilinan, beda potensial yang dibutuhkan semakin kecil. Pilinan yang menunjukkan beda potensial paling kecil adalah 270. Penemuan ini menjadi dasar dikembangkannya super-twisted nematic (STN) yang sampai sekarang digunakan pada telepon seluler sampai layar laptop.

Pada waktu yang hampir bersamaan pula, Peter Le Comber dan Walter Spear (juga dari Inggris) menemukan solusi lain dengan cara menggunakan bahan semikonduktor silikon amorf untuk membuat thin-film transistor (TFT) pada tiap pixel TN. Metode ini menghasilkan tampilan dengan kualitas tinggi, tetapi memerlukan biaya produksi yang sangat mahal dan melibatkan proses pembuatan yang rumit. Tentu saja rumit! Karena, untuk menghasilkan gambar dengan kualitas 256 subpixel, diperlukan sejumlah 256 pixel warna merah x 256 pixel biru x 256 pixel hijau. Tunggu sebentar! 256 x 256 x 256 = 16.8 juta. 16.8 juta transistor super mini harus dibuat dan dilekatkan ke lapisan TN? Rumit dan melelahkan! Tentu saja biayanya menjadi sangat mahal!

Akan tetapi, seiring dengan semakin majunya teknologi, biaya pembuatan TFT sedikit demi sedikit bisa ditekan karena ada penyederhanaan proses pembuatannya. Namun, STN pun tidak mau kalah saingan! Kualitas tampilan STN semakin lama pun semakin baik sehingga keduanya terus bersaing ketat dan mendominasi pasar.

Perkembangan teknologi LCD semakin pesat dalam dekade terakhir. Kepopuleran LCD terutama karena kualitas gambar yang baik, konsumsi energi yang kecil, serta kekuatan materi kristal cair yang tidak pernah mengalami degradasi. Penelitian lanjut terus dikembangkan untuk mencapai target yang sangat bervariasi, mulai dari usaha memproduksi LCD untuk ukuran layar yang semakin besar sampai kemungkinan alternatif komponen dengan bahan plastik yang lebih ringan. Sasaran utama yang paling dikejar sebagian besar produsen adalah LCD yang tidak lagi menggunakan backlight.

a. Kelebihan Monitor LCD

Ø Konsumsi listrik rendah

Ø Tidak menghasilkan radiasi elektromagnet yang mengganggu kesehatan

Ø Tidak menimbulkan efek kedipan (flicker free)

Ø Area layarnya optimum karena tidak termakan untuk bezel/frame

Ø Dimensinya tidak akan menyita ruangan terlalu besar dan ringan untuk dijinjing

Ø Bentuknya stylish dan enak dilihat

Ø Sinyal gambar digital

b. Kekurangan Monitor LCD

Ø Harganya lebih mahal dibandingkan dengan monitor CRT

Ø Kualitas gambar yang dihasilkan belum sebaik monitor CRT

Ø Resolusi gambar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan monitor CRT

Ø Sudut viewable-nya terbatas. Begitu kita mengeset sudut pandang, gambar terlihat akan berubah di mata kita.

C. OLED

Informasi warna TV OLED diproduksi menggunakan campuran carbon-based organik, yang memancarkan [cahaya/ ringan] merah, biru dan hijau sebagai jawaban atas arus elektrik. OLED Beda paling dari LCD di (dalam) yang tidak ada backlight dan tidak (ada) “ menjadi bengkok” kristal. Tidak ada sumber [cahaya/ ringan] tambahan yang diperlukan untuk memberi tenaga campuran warna yang organik, oleh karena itu mereka menggunakan dengan sangat lebih sedikit [kuasa/ tenaga] dan dapat dihasilkan dengan suatu profil [yang] tipis/encer. panel TV OLED datang dengan baik dua maupun tiga lapisan yang campuran yang organik ditempatkan; terletak satu lapisan [yang] tipis/encer hebat “ gelas/kaca”. Panel didukung oleh suatu [sulit/keras] plexiglass yang material juga melindungi material bagian dalam yang sensitip. Ingat CRT ( tabung sinar katode) TEVE? Pajangan OLED menggunakan suatu lapisan katode untuk memperkenalkan elktron kepada lapisan dasar [dari;ttg] molekul organik. Apakah di/tersebar ke seberang suatu flat-panel menyaring atau yang ditempatkan jantungnya suatu proyektor, semua LCD pajangan datang dari latar belakang teknologi yang sama. Suatu acuan/matriks thin-film transistor ( TFTS) voltase persediaan ke sel liquid-crystal-filled menyisipkan dua lembar;seprai gelas/kaca. Ketika dipukul dengan suatu [beban/ tugas] elektrik, kristal menguraikan [bagi/kepada] suatu derajat tingkat tepat untuk menyaring cahaya putih yang dihasilkan oleh suatu lampu di belakang layar ( untuk/karena flat-panel TEVE) atau sese]orang memproyeksikan melalui suatu LCD chip kecil ( untuk/karena TEVE proyeksi). LCD TEVE reproduksi warna melalui suatu proses pengurangan: Mereka membuat perencanaan panjang gelombang warna tertentu dari spektrum cahaya putih sampai mereka (ada)lah meninggalkan dengan warna sekedar kebenaran. Dan, adalah kuat cahaya diijinkan untuk menerobos acuan/matriks hablur cair ini yang memungkinkan LCD televisi untuk memajang gambaran chock-full colors-or gradasinya.

Sumber :

http://www.pccomputernotes.com/monitors/monitors2.htm

http://www.oledbuyingguide.com/oled-tv-articles/oled-tv-vs-lcd-tv.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081205235131AAqIAsZ

http://elan-listonugroho.blogspot.com/2007/09/proyektor-digital.html

http://computer.howstuffworks.com/monitor7.htm

http://firmankaka.blogspot.com/2007/09/sejarah-monitor.html

http://archive.kaskus.us/thread/2439955

http://andhikaprayogo.web.ugm.ac.id/?page=berita&pagekode=1&bid=4

http://digilib.icttemanggung.org/download.php?sess=0&parent=169&expand=0&order=name&curview=0&binary=1&id=384

http://en.wikipedia.org/wiki/Organic_LED

ditulis dengan judul : Sejarah Monitor Video

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda

Forum Multimedia Edukasi www.formulasi.or.id
Forum Multimedia Edukasi www.formulasi.or.id

Kategori